Kamis, 07 Februari 2013

love story




                Robertillde Murny
           Jangan abaikan hukum karma
                     1

KEMBALI UNTUK PERGI
 Baiklah aku akan mencoba menjalainya denganmu”. Inilah kalimat yang di kirim Rena lewat ponselnya ke nomor ponsel mantan kekasihnya. Lima tahun yang lalu Rena sempat berhubungan dengan seorang pria yang sekarang menjadi kekasihnya,dia bernama Arga. Arga adalah seorang mahasiswa kedokteran semester  V di salah satu universitas di kota itu.Seminggu sebelum liburan dia bertemu dengan Rena mantan kekasihnya dulu.Kebetulan Rena lulus di bidang kedokteran tempat dimana Arga kuliah.Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan Rena terpaksa libur ke tempat saudaranya karena jadwal perkuliahan masih lama.Betapa kecewanya Arga karena harus berpisah dengan Rena yang baru menjadi kekasihnya lagi. “Ga …aku pamit dulu ya,untuk beberapa waktu ke depan aku berlibur ke tempat saudara ku dulu,aku janji akan kembali kok”. Kata – kata itulah yang diucapkan Rena sewaktu berpamitan dengan Arga di salah satu bandara di kota itu. Rasa kecewa sedikit sedih dirasakan Arga saat itu.”Baru bertemu, pergi lagi.”Desah Arga saat melepaspergikan Rena.Lambaian tangan Rena membuat Arga semakin sedih.Rena menatap Arga di balik kaca jendela pesawat seakan – akan tidk mau berpisah dengan Arga walaupun hanya sebentar. Arga pulang setelah pesawat menghilang dari tatapannya.”Rena aku mencintaimu”,desah Arga.

                                   


                11
                      

Seminggu berlalu,hubungan Arga dengan Rena masih berjalan lancar.Arga sering menelpon dan mengiri sms kepada Rena,begitupun sebaliknya.Entah kenapa belakangan ini Arga jarang menelpon dan mengirin sms kepada Rena.
  “Ada apa ya, kenapa Arga jarang menelpon aku?””Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Arga?”Pikiran Rena sangat kacau waktu itu.Bahkan sampai tidak punya selera untuk makan.”Rena kamu kenapa,makanan kamu kok sedikit,tidak biasanya kamu seperti itu.”kakak Rena menegurnya saat di meja makan.”Aku gak apa-apa kak,”jawab Rena sambil meneguk air.”Ya sudalah kalau ada apa-apa cerita sama kakak”.
          Waktu semakin berlalu Arga tetap saja tidak menelpon.Rena semakin tidak penasaran dan bingung.Sampai pada suatu hari Rena lupa ponselnya dalam tas.”Ponselku mana ya,”guman Rena.”kring…..kring..” tiba-tiba ponselnya bordering.Cepat- cepat Rena mengabilnya dari dalam tas.”Yah, dua panggilan tak terjawab lagi”.Tersentak Rena kaget ketika melihat nama penelpon di ponselnya.”Arga….. kamu menelpon aku???”Rena benar-benar senang.Dari rau wajahnya pertanda kalau dia sungguh senang ketika melihat nama penelpon di ponsenya.
“Telpon lagi dong Ga,aku merindukanmu,”Rena mengirim pesan kepada Arga.”Ya ampun kok gak bias terkirim,jarigan eror kali ya”.Beberapa kali Rena mencoba mengirim pesan kepda Arga.Ternyata plsa Rena habis.”Sial…pulsanya habis lagi,”desah Rena kesal.
         
                
                               111
           KARENAMU AKU
         MENOLAKNYA
Waktu berlalu,Rena berbaring di ranjang menatap langit – langit kamar .Entah apa yang ia pikirkan.Tatapannya kosong.”Grrrrrr…..”ponselnya bergetar. Rena terbangun.”YAP…satu pesan diterima.”cepat- cepat Rena membuka sms dan membacanya.    
“Selamat malam,lagi ngapain…..LOVE YOU…Rena semakin penasaran.Tiba-tiba ponselny bordering,Rena langsung menjawabnya
     “hallo,selamat malam ini dengan siapa?”
      “selamat malam juga,aku Denil.”    “Denilll….?”Sejenak Rena berpikir dan berusaha mengingatnya.”owww,kak Denil ya.”
     “pasti sudah lupa ya sama kakak.””Nggak… kak,aku masih ingat,”jawab Rena semakin gugup.Sejenak keduanya terdiam.Tiba-tiba Rena membuka percakapan.”o ya kak,kenapa tiba-tiba menelpon saya?””sebelumya saya minta maaf Ren karena sudah lancang,sebenarnya aku menyukaimu,”kata-kata itu terucap jelas dari mulut Danil.”Apa,menyukaiku???”Rena benar-benar gugup dan tak menyangka kalau Danil menyukainya.Sejenak dia berpikir,,,,”Aku masih punya Arga tidak mngkin aku menduakannya.””Bagamana Rena?”suara Denil mengagetkan Rena.Rena menarik napas dalam-dalam. “Maafkan aku kak,aku tidak bias,aku sudah…..”Rena tidak melanjutkan kalimatnya.
“Jadi kamu menolakku,”Denil menyimpulkan sendiri kata-kata Rena.”Maafkan aku kak,”Rena sedikt gugup.
“Tak apalah adik manis yang terpenting aku sudah mengutrakan perasaanku yang sebenarnya,jika itu keputusanmu aku terima dengan ikhlas.” Denil memang pria dewasa,pria yang tidak mementingkan kepentingan sendiri.Maklumlah dia sudah semester V11 di Perguruan Tinggi Filsafat di kota itu
.Waktu berlalu tak terasa jadwal perkuliahan sudah di ambang pintu.Renapun berangkat ke kota tempat dimana dia kuliah.Sepanjang perjalanan dia penasaran dengan situasi  sebenarnya yang terjadi pada Arga.


       
                    1V
        Potret itu???
Pagi itu indah sekali,Rena terbangun karena sinar matahari menembus gorden jendela yang mengenainya di salah satu apartemen di kota itu.Rena bangun kesiangan karena semalaman tidak bisa tidur.”Ya ampun aku bangun kesiangan.”Tanpa menunggu lama Renapun beranjak ke kamar mandi.Tiga puluh menit kemudian Rena selesai mandi. “Tok….tok..”Tersentak Rena kaget dan memalingkan wajahnya dari cermin rias di kamarnya.Diapun membuka pintu apartemenya.”Selamat pagi,”Sapa seorang wanita yang sebaya dengannya. Rena bingung sambil mengamati wanita yang berda di depanya. Senyum mengembang di bibir wanita itu.
  “Hai aku Tessa,”Tesa mengulurkan tangannya .Keduanay pun berjabatangan.”Silakan masuk,”Rena mengajak Tesa masuk ke kamarnya.
   “O ya,Ren mungkin kamu bingug kenapa aku kemari,”Teasa membuka pembicaraan.”Aku ke sini karena aku sudah mngenal kamu dari teman dekatmu sewaktu SMA “.”Maksud kamu Tasya ya,”Rena memotong pembicaraan.”Iya Ren,kebetulan juga Tasya teman sekelas aku dulu,dia banyak cerita tentang kamu.Kelihatannya mereka berdua sangat akrab.”O ya Tes kamar kamu di mana,”Rena mengalihkan pembicaraan .
“Kamar aku sebelah kiri kamar kamu kok,”jawab Tesa sambil tersenyum.”Kita ke kamar aku yuk,”Tessa mengajak Rena.”Baiklah,tapi tunggu sebentar aku rapkan kamar dulu.”Rena dan Tesa pun keluar dari kamar.Rena sangat kaget ketika melihat salah satu potret di kamar Tessa.Mata Rena melotot tak kunjung kedip.Lama dia menatap potret itu sambil mengamati.”Itukan kak Arga,kenapa potretnya ada di sini?”Seketika lamuan Rena buyar setelah Tessa menegurnya.”Kamu kenapa Ren,ada apa dengan potret itu.”Aku gak apa-apa kok jawab Rena sinngkat.Tessa menatap dinding itu tempat dimana potret itu digantung.”Itu teman sekamar aku Ren.””Teman sekamar,dimana dia?”Tanya Rena Penasaran.
“Hmm…aku juga gak tau Ren,tapi biasanya dia di apartemen kekasihnya.””Maksud kamu.”Pandangan Rena tertuju pada potret lelaki yang berada di sampan potret teman sekamar Tessa.”Iya Ren merek aberdua jadian,’jelas Tessa sambil mencolok kabel lisrik di dispenser. Lama Rena terdiam entah apa yang ia pikirkan.Badannya lemes,pandanngannya kabur seiring butiran air mata menetes di pipinya.
 “Rena,kenapa ekspresi kamu seperti itu ketika melihat portet itu,apa kamu mengenalnya?”Tanya Tesa sambil memalingkan wajahnya ke Rena.Rena cepat-cepat menghapus air matanya.Tessa semakin bingung.”Ren kamu kenapa?””Aku tidak apa-apa,”jawabnya sambil mengalihkan pembicaraan.”Kamu sudah lama ya di sini?””Nggak kok sekitar tiga minggu aku menempati apartemen ini bersama Mita,tetapi kenapa kamu menangis,”Tanya Tessa kepada Rena. “Tidak apa-apa mata aku sedikit menngalami gangguan,”jawab Rena samar-samar.”Ya sudah kita minum teh dulu ya.””gak usah repot Tes aku ke kamar dulu.”Tesa semakin bingung.Rena sedikit berlari ke kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Dia menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan seakan-akan ingin menangis kencang. Dadanya sesak,pikirannya kacau. Rena mengobrak - abrik seisi kamarnya. “Brengsek,kamu brengsek.”Kata-kata itu terus terulang terucap dari mulut Rena. Rena tidak bisa berbuat apa-apa. Ia seperti manusia abnormal saat itu.Tak di sangka Arga menduakan cinta Rena.
       




                                     V
         Di taman itu…….
Waktu berlalu sudah seharian Rena tidak keluar dari kamarnya.Ia terus mengurung diri di kamarnya.Tessa sahabat Tasya yang menjadi temannya sekarang bingung dan penasaran.Tesa mencoba mengetuk pintu kamar Rena.
  “Rena buka pintunya dong,kamu di dalam  kamar kan,”teriak Tessa dari luar kamar Rena.Dengan terpaksa  Rena membuka pintu.Sambil merapikan rambut Rena menyapa Tessa.”Sory Tes kelamaan buka pintunya,aku ketiduran.”Nggak apa –apa kok,tapi kenapa mata kamu merah?””Itu sudah biasa Tes,aku kalau habis bangun tidur mataku memerah,”terang Rena sedikit gugup.”O ya bagaimana kalau sebentar malam kita ke taman kota,”Tesa mengajak Rena.Lama Rena berpikir.”Bagaimana ya,ya sudah dari pada aku bosan di kamar aku ikut aja Tessa,”pikir Rena dalam hati.”Baiklah aku akan pergi.””Begitu dong.”’Tesa merayu Rena sambil menepuk bahunya.Tingkah Tesa mengingatkan tasya sahabatnya dulu.”Kamu seperti Taysa ,baik perhatian lagi.”Tepat pukul 19.00 WITA keduanya berangkat ke tempat yang mereka tuju.Tiba-tiba Rena bertanya kepada tessa.”Tes, teman sekamar kamu kok gak kelihatan di apartmen.”” Sekitar pukul 23.00 WITA biasanya baru dia pulang .””Apa!!!” Memang nya dia ke mana sih?””Yah dimana lagi kalau bukan dengan pacarnya,”jawab Tesa polos tanpa mengetahui apa maksud dan tujuan pertanyaan Rena.”Emang kenapa sih dari tadi kamu kok nanya tentang dia?””Nggak apa-apa kok,aku Cuma ingin berkenalan dengannya,apalagi dia kan teman sekamar kamu ,gak salah kan Tes.”Jawab Rena meyakinkan Tessa.Tak terasa mereka berdua tiba di gerbang taman kota.Udara yang begitu dingin menusuk sendi hingga tulang sampai ke dalam.Lampu taman yang remang-remang menyejukan hati bagi setiap pengunjung terutama Rena pada saat itu.Ribuan pengunjung memenuhi  taman kota itu.Para pedangan asongan,berada di antara para pengunjung.Suasana malam itu benar-benar ramai.”Wah,indah sekali.”Tiga kata terucap dari mulut gadis itu.Ia sedikit merasa lega.Dari ekspresinya wajahnya menandakan dia sedikit lupa dengan problem yang dia hadapi.”Bagaimana perasaan kamu Rena,”Tanya Tesa memecahkan keheningan.”Aku senang Tes,taman kotanya indah.””O,ya tempat duduknya penuh bgaimana kalau kita ke pojok sana,”Tessa mengajak Rena”.
Baiklah,”jawabnya singkat. Keduanya duduk tepatnya di dekat pohon besar. Hembusan angin membuat keduanya sedikit menggil.
“Aduh dingin sekali,bagaimana kalau kita beli minuman hangat,”Tesa menawarkan.”Iya Tes pesan dengan makana ringan ya.”Kebetulan pedagang makana dan minuman ringan lewat.Tanpa menunggu lama Tesa memanggil pedagang itu.”Bang pesan dua minuman hangat dan roti manis ya.””Iya non tunggu sebentar,”jawab pedagang itu.Keduanya meneguk minuman hangat dan roti manis.Rasanya adem benar-benar menikmati.Sejenak suasana hening.Keduanya pada pikiran masing-masing.”Aku pesan kopi jahe bang.”Suara perempuan itu mengagegkan Rena dan Tesa .Keduanya berpaling ke arah suara itu berasal.”Itukan Mita teman sekamar aku, Ren.”Lama Rena memandang perempuan itu.Ia mengamati dari ujung kaki sampai rambut.”Itu perempuan yang ada di potret itukan,”pikir Rena dalam hati.Tanpa berpikir panjang Tesa menegur Mitha.
  “Mitha,kamu juga di sini,”Suara Tesa membuat Mitha berpaling.”Eh Tesa kamu,tumben datang ke sini,sama siapa?”Tersentak Mitha kaget ketika melihat Rena.Entah kenapa dia begitu kaget ketika melihat Rena. Perasaan sinis dan benci tergambar di raut wajah Mitha. Sepertinya dia sudah pernah mendengar dan melihat potret Rena dari Arga.Arga sering menceritakan nama Rena dan melihat potret Rena pada ponsel Arga.”Kenalkan ini Rena. Rena mengulurkan tangan. Lama Mitha mengulurkan tanngannya.”Mitha kamu kenapa? Suara Tesa membuyarkan lamuan Mitha.
“O,ya aku Mitha,”keduanya berkenalan.Rena membisu.”Ada apa dengan perempuan ini,apa dia sudah mengetahui tentang aku?”Pikir Rena dalam hati.Tiba-tiba pandangan Rena tertuju pada seorang pria berjaket coklat. Pria itu duduk sambil mendengar music menggunakan hadset. Rena semakin penasaran dengan pria itu. Pandangan Rena beralihketika Tesa menanyakannya,”kamu kenapa Ren?” Mata Tesa tertuju pada pada pria yang Rena pandang.”Owww,kamu melihat pria itu kan,”Tesa menggoda Rena.” Itu kak Arga kekasih Mitha”.Perasaan Rena tak karuan,dia membisu.Tak ada kata yang terucap dari bibirnya.Dia benar-benar terpukul.Perasaannnya kembali terluka.Rasa sedihnya menggunung.Tetapi Rena tetap tenang. Rasa amarahnya terkendali.Rena benar- benar sabar,dia tidak ceroboh dalam bertindak,yang walaupun rasa sakit yang ia rasakan tak tertahankan lagi.Apalagi ketika Rena melihat pemandangan yang sebenarnya tidak bisa Rena pandang,Mitha menyandarkan kepalanya pada pundak Arga.”Ya Tuhan ada apa ini,aku tidak boleh sakit hati,”Rena menguatkan dirinya.Tak lama kemudian Rena mengajak Tesa pulang ke apartemen.”Tes,pulang yuk”.”Kok cepat pulang sih?” Tesa sedikit bingung.
“Perut aku tiba – tiba mules,”Rena mencari – cari alasan.”Baiklah,”jawab Tesa singkat.Tesa benar – benar pengertian,walaupun dia tidak tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi.


                          VI
     TERSADAR AKU…
        Di kamar sepi,hening.Tak ada suara yang terdengar.Bunyi hempasan tubuh Rena sedikit memecahkan keheningan malam itu. Rena berbaring di tempat tidur. Bayangan Arga dan Mita kembali mennghantui pikirannya. Butiran air mata kembali menetes. Lama Rena terdiam. Dia berusaha untuk melupakan semua kejadian yang ia alami sepanjang hari. Tetapi usahanya sia – sia. Matanya enggan menutup.Tetapi dia tak habis akal,ia banngun pelan – pelan mengambil secarik kertas putih dan pena. Awalnya dia bingung mau menulis apa. Lama ia terdiam.Tersentak ia sadar.Ia teringat akan Rendi mantan kekasihnya dulu.Rena memutuskan Rendi karena ingni berhubungan dengan Arga.”Rendy?”…Satu kata teruucap pelan dari bibir Rena.Kemudian dia mulai menulis.

karma itu ada…
Aku baru sadar karma itu ada.
Beberapa wakty yang lalu
Aku menyakitinya dan membiarkannya menangis.Aku sadar dia benar – benar tersakiti.Maafkan aku, aku sudah menusuk duri di hatimu.Dan sekarang aku menngalami hal yang sama bahkan lebih sakit dari apa yang kau rasakan.”Dia membirkan aku menangis”,Dia membiarkan aku menahan sendirirasa sakit ini.
MAAFKAN AKU RENDY…..

Selesai,Rena selesai menulis curahan hatinya.Dia sedikit terobati,yah begitulah Rena semua yang ia rasakan terutama kesedihan dan rasa sakit yang ia rasakan sedikit terobati jika ia mencurahkannya dalam kertas.
   
 VII
Sakit karena berjumpa.
Siang di kampus.Suara riuh yang bersumber dari mulut setiap orang yang memenuhi halaman kampus memecahkan keheningan kampus yang selama ini tidak di tempati orang.Siang itu suasananya benar – benar berbeda.Berbagai macam bentuk, ekspresi setiap orang di kampus itu mewarnai suasana siang itu.Rena dan Tesa sebagai mahasiswa baru masih merasa asing dengan tempat itu.Keduanya masih sedikit malu –malu.Langkah sepasang kaki menaiki tangga kampus itu.Rena berjalan dengan posisi tunduk  ke bawah karena sedang asink mengotak – atik ponselnya..Entah kenapa, tiba – tiba kaki Rena menabrak salah satu anak tangga.Badan Rena nyaris jatuh ke belakang.Tersentak Rena kaget,tubuhnya ditahan oleh seorang pria.Prtia itu tak lain adalah Arga.Arga yang telah menyakitinya.Lama keduanya berpandangan.Arga menatap Rena dalamdalam.Entah apa yang mereka rasakan.Tatapan keduanya penuh arti,arti yang orang lain tidak bis tebak.Hanya mereka berdua yang mengrti tatapan itu.”Rena,”mata Arga terbelalak.”Kak Arga”?Rena kaget,cepat – cepat Rena berdiri.”Kalau jalan hati – hati dong”.Arga membuka pembicaraan.Rena diam tak banyak bicara.Ia langsung memalingkan wajahnya dan menarik tangan Tesa,lalu pergi.”Rena, tunggu sebentar,”Arga mencoba menahan Rena.Tetapi Rena mengabaikannya.Arga merasa bersalah dan sedih.Tiba – tiba Mitha dating menghampirinya.”Kak, ada apa?”Arga diam.Dia tak menghiraukan Mitha.”Kakak kenapa,”Mita penasaran.Arga tak menjawab lalu pergi meninggalkan Mita.Mita bingung.Sejenak dia berpikir.”Kenapa ya,tak biasanya dia seperti itu,pasti gara perempuan itu,”guman Mita.Rasa  benci dan amarah tergambar di wajah Mita.
Berbeda denngan Rena.Dia langsung ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam.Rena kembali menangis.Pelan – pelan dia mengangkat wajahnya dan melihatnya di cermin.Dia seakan – akan menguatkan diri.”Kamu harus kuat Ren,”itulah kalimat yang terucap dari bibirnya Rena.Tiba – tiba Tesa memanggil.”Ren, keluar dong,kenapa kamu lama sekali?”Rena cepat – cepat menghapus air matanya.”Maaf Tes,”suara Rena agak parau.”Kamu kenapa sih setiap kali melihat kak Arga kamu berusaha menghindarnya,Tanya Tesa penasaran.Rena tak bisa menyimpannya lagi.Ia mencerikan yang sebebenarnya terjadi.


VIII
Diantara dua pilihan
“Aku mencintaimu Rena,maafkan aku karena telah menduakanmu”.Kalimat itu terucap pelan dari bibir Arga.Arga berbaring lesu di kamarnnya,pikirannya melayang.Ia seperti menyesal denngan semua yang ia lakukan terhadap Rena.Sejenak dia berpikir untuk berpisah dengan Mita.”Apa aku harus berpisah denngan Mita?”Dia menarik napas dalam – dalam.”Tetapi Mita terlalu baik padaku,aku merasa utang budi padanya”.Arga benar – benar bingung.Di sisi lain ia ingin memutuskan Mita karena tingkahnya yang sering membuatnya kesal.Tetapi dia tak sanggup.Pikirannya dilemma.Lalu bagaimana dengan Rena.Apakah dia membiarkannya begitu saja? Sungguh Arga mencintai Rena.”Hmmm…Tuhan ada apa ini?”” Ini semmua kesalahanku,aku benar – benar laki – laki brengsek”.Arga terus menyalahkan dirinya sendiri.Tidur,duduk,berdiri adalah aktivitas yang ia lakukan di kamar.Entah apa yang ada dalam benaknya.
Berbeda dengan Rena,ia membisu di dalam kamar,teringat akan kisah indah bersama Arga yang mereka perna lalui bersama. Seperti biasanya,untuk menghilangkan stress Rena mencurahkan semuanya pada kertas.


 “Aku benar – benar bodoh,manusia tak berakal sehat,mencintai seseorang yang telah membuatnya terluka.Aku tahu dan sadar dia telah memilihnnya dan membiarkanku bertahan dalam kerapuhan.Tetapi kenapa hati ini tetap memilihnya sebagai insane terindah dalam hidupku.”Aku mencintaimu kak Arga”.Itulah sebait curahan hati Rena yang sedang dilanda duka karena cinta.
IX
Kamu juga diduakan.
Hari berganti hari bulan berganti bulan. Tak terasa usia pacaran Arga dan Mita hamper enam bulan. Semakin lama Rena melupakan kenangan yang menyakitkan antara Arga dan dirinya. Dia sudah membuka lembaran baru,dia tak mau lagi mengingat masa lalunya yang menyakitkan. Hubungan Mita dan Arga ia tak hiraukan.Ia berpikir keduanya akan baik – baik saja karena melihat perhatian Mita terhadap Arga yang menyakinkan kalau mereka tidak akan berpisah.Ternyata realitanya tidak demikian.Semuanya di luar dugaan Rena. Mita diam – diam pindah ke lain hati,sementara Arga sama sekali tidak menngrtahuinya. Suau hari tepatnya hari ulang tahun Mita, Arga bermaksud untuk memberikan surprise. Apa yang terjadi? Mita tertangkap basah oleh Arga sedang berdua dengan cowok lain. Arga sungguh terkejut. Awalnya dia tak percaya kalau itu adalah Mita.”Itu seperti Mita,” “Nggak mungkin…nggak mungkin”.Arga berdebat dengan dirinya sendiri.Arga menghampiri,mendekat dan mengamatinya. Mata Arga terbelalak saat ia melihat dekat gadis itu dan ternyata benar,cewek itu adalah Mita. Tanpa basa – basi Arga menarik Mita
“Brengsek kamu,keterlaluan”.Arga ngamuk dan marah. “Eh ..apa – apaan ini.Seorang pria menegur Arga. Pria itu adalah kekasih Mita sekaranng. “Diam kamu!” “Aku tidak berurusan dengan kamu”,Arga sangat marah.Emosinya tidak terkendalikan.Ia benar – benar kecewa. “Kamu perempuan brengsek”.”Dengarin aku Ga,aku akan jelaskan semmuanya”. Mita berusaha menenangakn Arga.”Aku nggak mau mendengarkan penjelasan dari siapapun,kamu perempuan tak tahu malu”.Kata – kata Arga terdengar kasar dan sakit dirasakan.Apalagi di depan umum.Mita malu dan tersinggung,dia menampar Arga “Prak…prak,”Suara tamparan terdengar dua kali. Pipi Arga memerah. “Asal kamu tahu Arga,aku sudah lama muak dengan kamu!” “Kamu laki – laki pengecut dan tidak berguna,mulai saat ini kita PUTUS!” kalimat itu terucap jelas dari mulitnya. “Apa putus?” Arga tersenyum sinis. Baiklah ,aku terima”. “Kamu pikir aku akan menyesal,asal kamu tahu dari dulu juga aku ingin berpisah denganmu”.Mita sedikit menahan air matanya.Amarah keduanya memanas seperti lalapan jago merah di siang bolong susah dipadamkan. Arga berpaling dari Mita dan pergi meninggalkan tempat itu. Sedikit kecewa dan kesal tergambar di wajah Arga. Dia membuang bungkusan kado ke tong sampah, Arga langsung masuk mobil dan pergi menuju apartemennya.
“Prak…prak,”suara bantinngan pintu trdengar keras mengagetkan orang di sekitarnya.Arga menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Mata melotot hingga retina tak mampu berakomodasi. Dia sangat kecewa dengan semua yang telah terjadi. Bukan hanya karena  Mita  mengkhianatinya tetapi karena telah mengkhianati Cinta Rena. Dia berusaha tenang dan melupakan semuanya. Tetapi rasa sakit dan kecewa susah di hilangkan. Ia merasa tersakiti bahkan lebih sakit dari pada yang Rena rasakan. Berusaha mencintai Mita dan merelakan perasaan cinta kepada Rena merupakan dua pilihan tersulit dan sakit dirasakan.

Sadar atau tidak sadar hokum karama (karma cinta)setiap insane di muka bumi ini ada. Jangan mengabaikannya. Jika seseorang berani mengabaikannya pasti sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Sebagai seorang insane yang lemah pasti ceroboh dalam bertindak atau mengambil keputusan dan itu merupakan sesuatu yang wajar.Tetapi alangkah baiknya kita harus berwaspada dan sebelum bertindak harus berpikir seribu kali supaya tidak terjadi hal yang menyakitkan.

SELESAI!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar