Robertillde Murny
Jangan abaikan hukum karma
1
KEMBALI UNTUK PERGI
“Baiklah aku akan
mencoba menjalainya denganmu”. Inilah kalimat yang di kirim Rena lewat ponselnya ke nomor
ponsel mantan kekasihnya. Lima tahun yang lalu Rena sempat berhubungan dengan
seorang pria yang sekarang menjadi kekasihnya,dia bernama Arga. Arga adalah
seorang mahasiswa kedokteran semester V
di salah satu universitas di kota itu.Seminggu sebelum liburan dia bertemu
dengan Rena mantan kekasihnya dulu.Kebetulan Rena lulus di bidang kedokteran
tempat dimana Arga kuliah.Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan Rena
terpaksa libur ke tempat saudaranya karena jadwal perkuliahan masih lama.Betapa
kecewanya Arga karena harus berpisah dengan Rena yang baru menjadi kekasihnya
lagi. “Ga …aku pamit dulu ya,untuk
beberapa waktu ke depan aku berlibur ke tempat saudara ku dulu,aku janji akan kembali kok”. Kata – kata itulah
yang diucapkan Rena sewaktu berpamitan dengan Arga di salah satu
bandara di kota itu. Rasa
kecewa sedikit sedih dirasakan Arga saat itu.”Baru bertemu, pergi lagi.”Desah Arga saat melepaspergikan
Rena.Lambaian tangan Rena membuat Arga semakin sedih.Rena menatap Arga di balik
kaca jendela pesawat seakan – akan tidk mau berpisah dengan Arga walaupun hanya
sebentar. Arga pulang setelah pesawat menghilang dari tatapannya.”Rena aku
mencintaimu”,desah Arga.
11
Seminggu
berlalu,hubungan Arga dengan Rena masih berjalan lancar.Arga sering menelpon dan mengiri sms
kepada Rena,begitupun sebaliknya.Entah kenapa belakangan ini Arga jarang
menelpon dan mengirin sms kepada Rena.
“Ada apa ya, kenapa Arga jarang menelpon
aku?””Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Arga?”Pikiran Rena sangat kacau
waktu itu.Bahkan sampai tidak punya selera untuk makan.”Rena kamu
kenapa,makanan kamu kok sedikit,tidak biasanya kamu seperti itu.”kakak Rena
menegurnya saat di meja makan.”Aku gak apa-apa kak,”jawab Rena sambil meneguk
air.”Ya sudalah kalau ada apa-apa cerita sama kakak”.
Waktu semakin berlalu Arga tetap saja tidak menelpon.Rena
semakin tidak penasaran dan bingung.Sampai pada suatu hari Rena lupa ponselnya
dalam tas.”Ponselku mana ya,”guman Rena.”kring…..kring..” tiba-tiba ponselnya
bordering.Cepat- cepat Rena mengabilnya dari dalam tas.”Yah, dua panggilan tak
terjawab lagi”.Tersentak Rena kaget ketika melihat nama penelpon di
ponselnya.”Arga….. kamu menelpon aku???”Rena benar-benar senang.Dari rau
wajahnya pertanda kalau dia sungguh senang ketika melihat nama penelpon di
ponsenya.
“Telpon lagi dong Ga,aku
merindukanmu,”Rena mengirim pesan kepada Arga.”Ya ampun kok gak bias
terkirim,jarigan eror kali ya”.Beberapa kali Rena mencoba mengirim pesan kepda
Arga.Ternyata plsa Rena habis.”Sial…pulsanya habis lagi,”desah Rena kesal.
111
KARENAMU AKU
MENOLAKNYA
Waktu berlalu,Rena
berbaring di ranjang menatap langit – langit kamar .Entah apa yang ia
pikirkan.Tatapannya kosong.”Grrrrrr…..”ponselnya bergetar. Rena
terbangun.”YAP…satu pesan diterima.”cepat- cepat Rena membuka sms dan
membacanya.
“Selamat malam,lagi
ngapain…..LOVE YOU…Rena semakin penasaran.Tiba-tiba ponselny bordering,Rena
langsung menjawabnya
“hallo,selamat malam ini dengan siapa?”
“selamat malam juga,aku Denil.” “Denilll….?”Sejenak Rena berpikir dan
berusaha mengingatnya.”owww,kak Denil ya.”
“pasti sudah lupa ya sama kakak.””Nggak…
kak,aku masih ingat,”jawab Rena semakin gugup.Sejenak keduanya
terdiam.Tiba-tiba Rena membuka percakapan.”o ya kak,kenapa tiba-tiba menelpon
saya?””sebelumya saya minta maaf Ren karena sudah lancang,sebenarnya aku menyukaimu,”kata-kata
itu terucap jelas dari mulut Danil.”Apa,menyukaiku???”Rena benar-benar gugup
dan tak menyangka kalau Danil menyukainya.Sejenak dia berpikir,,,,”Aku masih
punya Arga tidak mngkin aku menduakannya.””Bagamana Rena?”suara Denil
mengagetkan Rena.Rena menarik napas dalam-dalam. “Maafkan aku kak,aku tidak
bias,aku sudah…..”Rena tidak melanjutkan kalimatnya.
“Jadi kamu
menolakku,”Denil menyimpulkan sendiri kata-kata Rena.”Maafkan aku kak,”Rena
sedikt gugup.
“Tak apalah adik manis
yang terpenting aku sudah mengutrakan perasaanku yang sebenarnya,jika itu
keputusanmu aku terima dengan ikhlas.” Denil memang pria dewasa,pria yang tidak
mementingkan kepentingan sendiri.Maklumlah dia sudah semester V11 di Perguruan
Tinggi Filsafat di kota itu
.Waktu berlalu tak terasa
jadwal perkuliahan sudah di ambang pintu.Renapun berangkat ke kota tempat
dimana dia kuliah.Sepanjang perjalanan dia penasaran dengan situasi sebenarnya yang terjadi pada Arga.
1V
Potret itu???
Pagi itu indah
sekali,Rena terbangun karena sinar matahari menembus gorden jendela yang
mengenainya di salah satu apartemen di kota itu.Rena bangun kesiangan karena
semalaman tidak bisa tidur.”Ya ampun aku bangun kesiangan.”Tanpa menunggu lama
Renapun beranjak ke kamar mandi.Tiga puluh menit kemudian Rena selesai mandi.
“Tok….tok..”Tersentak Rena kaget dan memalingkan wajahnya dari cermin rias di
kamarnya.Diapun membuka pintu apartemenya.”Selamat pagi,”Sapa seorang wanita
yang sebaya dengannya. Rena bingung sambil mengamati wanita yang berda di
depanya. Senyum mengembang di bibir wanita itu.
“Hai aku Tessa,”Tesa mengulurkan tangannya
.Keduanay pun berjabatangan.”Silakan masuk,”Rena mengajak Tesa masuk ke
kamarnya.
“O ya,Ren mungkin kamu bingug kenapa aku
kemari,”Teasa membuka pembicaraan.”Aku ke sini karena aku sudah mngenal kamu
dari teman dekatmu sewaktu SMA “.”Maksud kamu Tasya ya,”Rena memotong
pembicaraan.”Iya Ren,kebetulan juga Tasya teman sekelas aku dulu,dia banyak
cerita tentang kamu.Kelihatannya mereka berdua sangat akrab.”O ya Tes kamar
kamu di mana,”Rena mengalihkan pembicaraan .
“Kamar aku sebelah kiri
kamar kamu kok,”jawab Tesa sambil tersenyum.”Kita ke kamar aku yuk,”Tessa
mengajak Rena.”Baiklah,tapi tunggu sebentar aku rapkan kamar dulu.”Rena dan Tesa
pun keluar dari kamar.Rena sangat kaget ketika melihat salah satu potret di
kamar Tessa.Mata Rena melotot tak kunjung kedip.Lama dia menatap potret itu
sambil mengamati.”Itukan kak Arga,kenapa potretnya ada di sini?”Seketika lamuan
Rena buyar setelah Tessa menegurnya.”Kamu kenapa Ren,ada apa dengan potret
itu.”Aku gak apa-apa kok jawab Rena sinngkat.Tessa menatap dinding itu tempat
dimana potret itu digantung.”Itu teman sekamar aku Ren.””Teman sekamar,dimana
dia?”Tanya Rena Penasaran.
“Hmm…aku juga gak tau
Ren,tapi biasanya dia di apartemen kekasihnya.””Maksud kamu.”Pandangan Rena
tertuju pada potret lelaki yang berada di sampan potret teman sekamar
Tessa.”Iya Ren merek aberdua jadian,’jelas Tessa sambil mencolok kabel lisrik
di dispenser. Lama Rena terdiam entah apa yang ia pikirkan.Badannya
lemes,pandanngannya kabur seiring butiran air mata menetes di pipinya.
“Rena,kenapa ekspresi kamu seperti itu ketika
melihat portet itu,apa kamu mengenalnya?”Tanya Tesa sambil memalingkan wajahnya
ke Rena.Rena cepat-cepat menghapus air matanya.Tessa semakin bingung.”Ren kamu
kenapa?””Aku tidak apa-apa,”jawabnya sambil mengalihkan pembicaraan.”Kamu sudah
lama ya di sini?””Nggak kok sekitar tiga minggu aku menempati apartemen ini
bersama Mita,tetapi kenapa kamu menangis,”Tanya Tessa kepada Rena. “Tidak
apa-apa mata aku sedikit menngalami gangguan,”jawab Rena samar-samar.”Ya sudah
kita minum teh dulu ya.””gak usah repot Tes aku ke kamar dulu.”Tesa semakin
bingung.Rena sedikit berlari ke kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat. Dia
menghempaskan tubuhnya ke ranjang dan seakan-akan ingin menangis kencang. Dadanya
sesak,pikirannya kacau. Rena mengobrak - abrik seisi kamarnya. “Brengsek,kamu
brengsek.”Kata-kata itu terus terulang terucap dari mulut Rena. Rena tidak bisa
berbuat apa-apa. Ia seperti manusia abnormal saat itu.Tak di sangka Arga
menduakan cinta Rena.
V
Di taman itu…….
Waktu berlalu sudah seharian
Rena tidak keluar dari kamarnya.Ia terus mengurung diri di kamarnya.Tessa
sahabat Tasya yang menjadi temannya sekarang bingung dan penasaran.Tesa mencoba
mengetuk pintu kamar Rena.
“Rena buka pintunya dong,kamu di dalam kamar kan,”teriak Tessa dari luar kamar
Rena.Dengan terpaksa Rena membuka
pintu.Sambil merapikan rambut Rena menyapa Tessa.”Sory Tes kelamaan buka
pintunya,aku ketiduran.”Nggak apa –apa kok,tapi kenapa mata kamu merah?””Itu
sudah biasa Tes,aku kalau habis bangun tidur mataku memerah,”terang Rena
sedikit gugup.”O ya bagaimana kalau sebentar malam kita ke taman kota,”Tesa
mengajak Rena.Lama Rena berpikir.”Bagaimana ya,ya sudah dari pada aku bosan di
kamar aku ikut aja Tessa,”pikir Rena dalam hati.”Baiklah aku akan
pergi.””Begitu dong.”’Tesa merayu Rena sambil menepuk bahunya.Tingkah Tesa
mengingatkan tasya sahabatnya dulu.”Kamu seperti Taysa ,baik perhatian
lagi.”Tepat pukul 19.00 WITA keduanya berangkat ke tempat yang mereka
tuju.Tiba-tiba Rena bertanya kepada tessa.”Tes, teman sekamar kamu kok gak
kelihatan di apartmen.”” Sekitar pukul 23.00 WITA biasanya baru dia pulang
.””Apa!!!” Memang nya dia ke mana sih?””Yah dimana lagi kalau bukan dengan
pacarnya,”jawab Tesa polos tanpa mengetahui apa maksud dan tujuan pertanyaan
Rena.”Emang kenapa sih dari tadi kamu kok nanya tentang dia?””Nggak apa-apa kok,aku
Cuma ingin berkenalan dengannya,apalagi dia kan teman sekamar kamu ,gak salah
kan Tes.”Jawab Rena meyakinkan Tessa.Tak terasa mereka berdua tiba di gerbang
taman kota.Udara yang begitu dingin menusuk sendi hingga tulang sampai ke
dalam.Lampu taman yang remang-remang menyejukan hati bagi setiap pengunjung
terutama Rena pada saat itu.Ribuan pengunjung memenuhi taman kota itu.Para pedangan asongan,berada
di antara para pengunjung.Suasana malam itu benar-benar ramai.”Wah,indah
sekali.”Tiga kata terucap dari mulut gadis itu.Ia sedikit merasa lega.Dari
ekspresinya wajahnya menandakan dia sedikit lupa dengan problem yang dia
hadapi.”Bagaimana perasaan kamu Rena,”Tanya Tesa memecahkan keheningan.”Aku
senang Tes,taman kotanya indah.””O,ya tempat duduknya penuh bgaimana kalau kita
ke pojok sana,”Tessa mengajak Rena”.
“Baiklah,”jawabnya
singkat. Keduanya duduk tepatnya di dekat pohon besar. Hembusan angin membuat
keduanya sedikit menggil.
“Aduh dingin sekali,bagaimana
kalau kita beli minuman hangat,”Tesa menawarkan.”Iya Tes pesan dengan makana
ringan ya.”Kebetulan pedagang makana dan minuman ringan lewat.Tanpa menunggu
lama Tesa memanggil pedagang itu.”Bang pesan dua minuman hangat dan roti manis ya.””Iya non tunggu sebentar,”jawab pedagang
itu.Keduanya meneguk minuman hangat dan roti manis.Rasanya adem benar-benar
menikmati.Sejenak suasana hening.Keduanya pada pikiran masing-masing.”Aku pesan
kopi jahe bang.”Suara perempuan itu mengagegkan Rena dan Tesa .Keduanya
berpaling ke arah suara itu berasal.”Itukan Mita teman sekamar aku, Ren.”Lama
Rena memandang perempuan itu.Ia mengamati dari ujung kaki sampai rambut.”Itu
perempuan yang ada di potret itukan,”pikir Rena dalam hati.Tanpa berpikir
panjang Tesa menegur Mitha.
“Mitha,kamu juga di sini,”Suara Tesa membuat
Mitha berpaling.”Eh Tesa kamu,tumben datang ke sini,sama siapa?”Tersentak Mitha
kaget ketika melihat Rena.Entah kenapa dia begitu kaget ketika melihat Rena. Perasaan
sinis dan benci tergambar di raut wajah Mitha. Sepertinya dia sudah pernah mendengar
dan melihat potret Rena dari Arga.Arga sering menceritakan nama Rena dan
melihat potret Rena pada ponsel Arga.”Kenalkan ini Rena. Rena mengulurkan
tangan. Lama Mitha mengulurkan tanngannya.”Mitha kamu kenapa? Suara Tesa
membuyarkan lamuan Mitha.
“O,ya aku Mitha,”keduanya
berkenalan.Rena membisu.”Ada apa dengan perempuan ini,apa dia sudah mengetahui
tentang aku?”Pikir Rena dalam hati.Tiba-tiba pandangan Rena tertuju pada
seorang pria berjaket coklat. Pria itu duduk sambil mendengar music menggunakan
hadset. Rena semakin penasaran dengan pria itu. Pandangan Rena beralihketika
Tesa menanyakannya,”kamu kenapa Ren?” Mata Tesa tertuju pada pada pria yang
Rena pandang.”Owww,kamu melihat pria itu kan,”Tesa menggoda Rena.” Itu kak Arga
kekasih Mitha”.Perasaan Rena
tak karuan,dia membisu.Tak ada kata yang terucap dari bibirnya.Dia benar-benar
terpukul.Perasaannnya kembali terluka.Rasa sedihnya menggunung.Tetapi Rena
tetap tenang. Rasa amarahnya terkendali.Rena benar- benar sabar,dia tidak
ceroboh dalam bertindak,yang walaupun rasa sakit yang ia rasakan tak
tertahankan lagi.Apalagi ketika Rena melihat pemandangan yang sebenarnya tidak
bisa Rena pandang,Mitha menyandarkan kepalanya pada pundak Arga.”Ya Tuhan ada
apa ini,aku tidak boleh sakit hati,”Rena menguatkan dirinya.Tak lama kemudian
Rena mengajak Tesa pulang ke apartemen.”Tes,pulang yuk”.”Kok cepat pulang sih?”
Tesa sedikit bingung.
“Perut aku tiba – tiba
mules,”Rena mencari – cari alasan.”Baiklah,”jawab Tesa singkat.Tesa benar –
benar pengertian,walaupun dia tidak tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi.
VI
TERSADAR AKU…
Di kamar sepi,hening.Tak ada suara yang terdengar.Bunyi hempasan
tubuh Rena sedikit memecahkan keheningan malam itu. Rena berbaring di tempat
tidur. Bayangan Arga dan Mita kembali mennghantui pikirannya. Butiran air mata
kembali menetes. Lama Rena terdiam. Dia berusaha untuk melupakan semua kejadian
yang ia alami sepanjang hari. Tetapi usahanya sia – sia. Matanya enggan
menutup.Tetapi dia tak habis akal,ia banngun pelan – pelan mengambil secarik
kertas putih dan pena. Awalnya dia bingung mau menulis apa. Lama ia
terdiam.Tersentak ia sadar.Ia teringat akan Rendi mantan kekasihnya dulu.Rena
memutuskan Rendi karena ingni berhubungan dengan Arga.”Rendy?”…Satu kata
teruucap pelan dari bibir Rena.Kemudian dia mulai menulis.
“karma
itu ada…”
Aku baru sadar karma itu ada.
Beberapa wakty yang lalu
Aku menyakitinya dan membiarkannya
menangis.Aku sadar dia benar – benar tersakiti.Maafkan aku, aku sudah menusuk duri
di hatimu.Dan sekarang aku menngalami hal yang sama bahkan lebih sakit dari apa
yang kau rasakan.”Dia membirkan aku menangis”,Dia membiarkan aku menahan
sendirirasa sakit ini.
MAAFKAN AKU RENDY…..
Selesai,Rena selesai
menulis curahan hatinya.Dia sedikit terobati,yah begitulah Rena semua yang ia
rasakan terutama kesedihan dan rasa sakit yang ia rasakan sedikit terobati jika
ia mencurahkannya dalam kertas.
VII
Sakit karena
berjumpa.
Siang di kampus.Suara riuh
yang bersumber dari mulut setiap orang yang memenuhi halaman kampus memecahkan
keheningan kampus yang selama ini tidak di tempati orang.Siang itu suasananya
benar – benar berbeda.Berbagai macam bentuk, ekspresi setiap orang di kampus
itu mewarnai suasana siang itu.Rena dan Tesa sebagai mahasiswa baru masih
merasa asing dengan tempat itu.Keduanya masih sedikit malu –malu.Langkah
sepasang kaki menaiki tangga kampus itu.Rena berjalan dengan posisi tunduk ke bawah karena sedang asink mengotak – atik
ponselnya..Entah kenapa, tiba – tiba kaki Rena menabrak salah satu anak
tangga.Badan Rena nyaris jatuh ke belakang.Tersentak Rena kaget,tubuhnya
ditahan oleh seorang pria.Prtia itu tak lain adalah Arga.Arga yang telah
menyakitinya.Lama keduanya berpandangan.Arga menatap Rena dalam – dalam.Entah apa yang mereka rasakan.Tatapan keduanya penuh
arti,arti yang orang lain tidak bis tebak.Hanya mereka berdua yang mengrti
tatapan itu.”Rena,”mata Arga terbelalak.”Kak Arga”?Rena kaget,cepat – cepat
Rena berdiri.”Kalau jalan hati – hati dong”.Arga membuka pembicaraan.Rena diam
tak banyak bicara.Ia langsung memalingkan wajahnya dan menarik tangan Tesa,lalu
pergi.”Rena, tunggu sebentar,”Arga mencoba menahan Rena.Tetapi Rena mengabaikannya.Arga
merasa bersalah dan sedih.Tiba – tiba Mitha dating menghampirinya.”Kak, ada
apa?”Arga diam.Dia tak menghiraukan Mitha.”Kakak kenapa,”Mita penasaran.Arga
tak menjawab lalu pergi meninggalkan Mita.Mita bingung.Sejenak dia
berpikir.”Kenapa ya,tak biasanya dia seperti itu,pasti gara perempuan
itu,”guman Mita.Rasa benci dan amarah
tergambar di wajah Mita.
Berbeda denngan Rena.Dia
langsung ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam.Rena kembali menangis.Pelan
– pelan dia mengangkat wajahnya dan melihatnya di cermin.Dia seakan – akan
menguatkan diri.”Kamu harus kuat Ren,”itulah kalimat yang terucap dari bibirnya
Rena.Tiba – tiba Tesa memanggil.”Ren, keluar dong,kenapa kamu lama
sekali?”Rena cepat – cepat menghapus air matanya.”Maaf Tes,”suara Rena agak parau.”Kamu
kenapa sih setiap kali melihat kak Arga kamu berusaha menghindarnya,Tanya Tesa
penasaran.Rena tak bisa menyimpannya lagi.Ia mencerikan yang sebebenarnya
terjadi.
VIII
Diantara dua pilihan
“Aku mencintaimu
Rena,maafkan aku karena telah menduakanmu”.Kalimat itu terucap pelan dari bibir
Arga.Arga berbaring lesu di kamarnnya,pikirannya melayang.Ia seperti menyesal
denngan semua yang ia lakukan terhadap Rena.Sejenak dia berpikir untuk berpisah
dengan Mita.”Apa aku harus berpisah denngan Mita?”Dia menarik napas dalam –
dalam.”Tetapi Mita terlalu baik padaku,aku merasa utang budi padanya”.Arga
benar – benar bingung.Di sisi lain ia ingin memutuskan Mita karena
tingkahnya yang sering membuatnya kesal.Tetapi dia tak sanggup.Pikirannya
dilemma.Lalu bagaimana dengan Rena.Apakah dia membiarkannya begitu saja?
Sungguh Arga mencintai Rena.”Hmmm…Tuhan ada apa ini?”” Ini semmua kesalahanku,aku benar – benar laki – laki brengsek”.Arga terus
menyalahkan dirinya sendiri.Tidur,duduk,berdiri adalah aktivitas yang ia
lakukan di kamar.Entah apa yang ada dalam benaknya.
Berbeda dengan Rena,ia
membisu di dalam kamar,teringat akan kisah indah bersama
Arga yang mereka perna lalui bersama. Seperti
biasanya,untuk menghilangkan stress Rena mencurahkan semuanya pada kertas.
“Aku
benar – benar bodoh,manusia tak berakal sehat,mencintai seseorang yang telah
membuatnya terluka.Aku tahu dan sadar dia telah memilihnnya dan membiarkanku bertahan
dalam kerapuhan.Tetapi kenapa hati ini tetap memilihnya sebagai insane terindah
dalam hidupku.”Aku mencintaimu kak Arga”.Itulah sebait curahan hati Rena yang sedang dilanda duka karena
cinta.
IX
Kamu juga diduakan.
Hari berganti hari
bulan berganti bulan. Tak terasa usia pacaran Arga dan Mita hamper enam bulan.
Semakin lama Rena melupakan kenangan yang menyakitkan antara Arga dan dirinya.
Dia sudah membuka lembaran baru,dia tak mau lagi mengingat masa lalunya yang
menyakitkan. Hubungan Mita dan Arga ia tak hiraukan.Ia berpikir keduanya akan
baik – baik saja karena melihat perhatian Mita terhadap Arga yang menyakinkan
kalau mereka tidak akan berpisah.Ternyata realitanya tidak demikian.Semuanya di
luar dugaan Rena. Mita diam – diam pindah ke lain hati,sementara Arga sama
sekali tidak menngrtahuinya. Suau hari tepatnya hari ulang tahun Mita, Arga
bermaksud untuk memberikan surprise. Apa yang terjadi? Mita tertangkap basah
oleh Arga sedang berdua dengan cowok lain. Arga sungguh terkejut. Awalnya dia
tak percaya kalau itu adalah Mita.”Itu seperti Mita,” “Nggak mungkin…nggak
mungkin”.Arga berdebat dengan dirinya sendiri.Arga menghampiri,mendekat dan
mengamatinya. Mata Arga terbelalak saat ia melihat dekat gadis itu dan ternyata
benar,cewek itu adalah Mita. Tanpa basa – basi Arga menarik Mita
“Brengsek
kamu,keterlaluan”.Arga ngamuk dan marah. “Eh ..apa – apaan ini.Seorang pria
menegur Arga. Pria itu adalah kekasih Mita sekaranng. “Diam kamu!” “Aku tidak berurusan dengan
kamu”,Arga sangat marah.Emosinya tidak terkendalikan.Ia benar – benar kecewa.
“Kamu perempuan brengsek”.”Dengarin aku Ga,aku akan jelaskan semmuanya”. Mita
berusaha menenangakn Arga.”Aku nggak mau mendengarkan penjelasan dari siapapun,kamu
perempuan tak tahu malu”.Kata – kata Arga terdengar kasar dan sakit
dirasakan.Apalagi di depan umum.Mita malu dan tersinggung,dia menampar Arga
“Prak…prak,”Suara tamparan terdengar dua kali. Pipi Arga memerah. “Asal kamu
tahu Arga,aku sudah lama muak dengan kamu!” “Kamu laki – laki pengecut dan
tidak berguna,mulai saat ini kita PUTUS!” kalimat itu terucap jelas dari
mulitnya. “Apa putus?” Arga tersenyum sinis. Baiklah ,aku terima”. “Kamu pikir
aku akan menyesal,asal kamu tahu dari dulu juga aku ingin berpisah denganmu”.Mita
sedikit menahan air matanya.Amarah keduanya memanas seperti lalapan jago merah
di siang bolong susah dipadamkan. Arga berpaling dari Mita dan pergi
meninggalkan tempat itu. Sedikit kecewa dan kesal tergambar di wajah Arga. Dia
membuang bungkusan kado ke tong sampah, Arga langsung masuk mobil dan pergi
menuju apartemennya.
“Prak…prak,”suara
bantinngan pintu trdengar keras mengagetkan orang di sekitarnya.Arga
menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Mata melotot hingga retina tak mampu berakomodasi. Dia
sangat kecewa dengan semua yang telah terjadi. Bukan hanya karena Mita
mengkhianatinya tetapi karena telah mengkhianati Cinta Rena. Dia berusaha tenang dan
melupakan semuanya. Tetapi rasa sakit dan kecewa susah di hilangkan. Ia merasa
tersakiti bahkan lebih sakit dari pada yang Rena rasakan. Berusaha mencintai
Mita dan merelakan perasaan cinta kepada Rena merupakan dua pilihan tersulit
dan sakit dirasakan.
“Sadar atau tidak sadar hokum karama (karma
cinta)setiap insane di muka bumi ini ada. Jangan mengabaikannya. Jika seseorang
berani mengabaikannya pasti sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi. Sebagai
seorang insane yang lemah pasti ceroboh dalam bertindak atau mengambil
keputusan dan itu merupakan sesuatu yang wajar.Tetapi alangkah baiknya kita
harus berwaspada dan sebelum bertindak harus berpikir seribu kali supaya tidak
terjadi hal yang menyakitkan.
SELESAI!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar