BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu sarana atau
jembatan untuk memperoleh dan memperluas pengetahuan seseorang. Pelaku utama dalam pendidikan adalah manusia. Dengan
kata lain, sasaran utama pendidikan
adalah manusia (Tirtarahardja dan Sulo, 2008:1).
Untuk memperluas wawasan pengetahuan,
maka mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang, melakukan suatu kegiatan yaitu kuliah
kerja lapangan (KKL). Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu perkuliahan yang
harus ditempuh oleh mahasiswa akhir di kampus Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang dengan bobot
SKS satu.
Sesuai dengan pernyataan Bapak Drs. Rochsun, M. Kes pada saat pembekalan
kuliah kerja nyata (KKL), bahwa kegiatan KKL memiliki tujuan yaitu sebagai ajang
rekreasi dan sarana untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan. Selain itu,
Ibu Dra.
Susilo Bekti, M.Pd juga mengatakan bahwa obyek wisata Jogja yang dikunjungi
bisa dijadikan referensi atau sumber bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hal di atas, maka tujuan yang
ingin kami capai dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKL) ini adalah menjadikan
obyek wisata sebagai tempat rekreasi dan sumber/referensi bahan ajar dalam kegiatan
pembelajaran MIPA. Beberapa obyek wisata yang bisa dijadikan sebagai tempat
rekreasi dan referensi bahan ajar yang dimaksud seperti Goa Pindul, Candi
Prambanan dan museum pembuatan baju kaos khas Jogjakarta. Dalam Goa Pindul
terdapat komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik meliputi air, dan batu,
sedangkan komponen biotik terdiri atas lumut (Bryophyta), tumbuhan herba dan
kelelawar. Di kawasan Candi Prambanan dapat ditemukan beranekaragam tumbuhan
seperti bunga melati putih` (Jasminum sambac) dan bunga tasbih (Canna hibiscus kerr). Sedangkan, di
museum pembuatan baju khas Jogjakarta dapat ditemukan bahan kimia berupa cat
Rubber sebagai bahan dasar pembuatan sablon baju. Selain sebagai referensi
untuk pembelajaran biologi, ketiga objek wisata yang dikunjungi juga bisa
dijadikan sumber bahan ajar untuk pembelajaran matematika. Contohnya, pada Goa Pindul dapat dihitung volume air dan
kecepatan menyusuri Goa. Sedangkan pada objek wisata Candi Prambanan, terdapat
candi Syiwa berbentuk menyerupai Limas. Candi Syiwa yang berbentuk Limas ini
dapat dihitung volumenya dengan menggunakan rumus
. Objek wisata museum T-shirt juga dapat
dijadikan referensi bahan ajar untuk materi aritmatika sosial berkaitan dengan
perhitungan keuntungan jual beli barang.
Tujuan dari kegiatan KKL ini akan
dituangkan dalam sebuah karya tulis berjudul “Objek Wisata Jogjakarta Berkontribusi
untuk Pengembangan Wawasan Pengetahuan dalam Dunia Pendidikan.”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
kegiatan wisata yang dilaksanakan selama Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Jogjakarta?
2. Apa
kontribusi objek wisata Jogjakarta terhadap dunia pendidikan?
C.
Tujuan
Laporan
1. Untuk
memenuhi mata kuliah kerja lapangan (KKL).
2. Untuk
mengetahui objek wisata Jogjakarta beserta kontribusinya terhadap dunia
pendidikan.
D.
Batasan
Masalah
Agar topik pembahasaan dalam laporan ini tidak
melebar maka perlu dibatasi dalam pembahasaannya yaitu meliputi kunjungan objek
wisata (Goa Pindul, Candi Prambanan dan Museum pembuatan baju kaos khas
Jogjakarta) serta kontribusinya dalam dunia pendidikan.
E. Manfaat
Kegiatan
Manfaat dari
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
memberikan inspirasi kepada mahasiswa untuk pengembangan dirinya ke depan.
2. Dapat
memotivasi mahasiswa untuk menjaga dan melestarikan objek wisata dan budaya
daerah masing-masing guna menambah penghasilan melalui pariwisata.
3. Dapat
memperluas wawasan pengetahuan mahasiswa.
F.
Bobot
SKS Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini memilki bobot 1 SKS.
BAB
II
KAJIAN
TEORITIK
A.
Kuliah Kerja Lapangan
(KKL)
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan mahasiswa ke dunia kerja secara
nyata, terjun langsung ke tempatnya,
maka ditetapkan dalam kurikulum sebuah mata kuliah dengan nama Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa dengan
bobot 1 SKS.
Secara umum, kuliah kerja nyata (KKL) memiliki 4 tujuan
yaitu sebagai berikut: (1) bertujuan untuk memperoleh pengalaman atau melihat
dari dekat dunia global pada institusi/lembaga atau obyek budaya yang dikaitkan
dengan kajian bidang ilmu yang lebih kompleks, (2) untuk memahami rangkaian
kegiatan, obyek budaya, seni dan pariwisata serta institusi/lembaga yang
dikunjungi, (3) untuk membandingkan kajian teoritis, empiris, serta belajar
bersikap (menempatkan diri) dalam bekerja sama, berkomunikasi sesuai
keterampilannya, dan (4) untuk penyegaran bagi mahasiswa peserta KKL menjelang
habisnya masa studi (Buku Pedoman KKL, 2013:1).
B.
Jenis-Jenis
Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
1. Mandiri
a. Mahasiswa
melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) secara mandiri dan kelompok
diwilayah/instansi tertentu baik instansi pemerintah atau swasta, sekolah,
perusahaan dan lain-lain.
b. Wilayah/instansi
yang dituju ditentukan oleh IKIP Budi Utomo Malang
c. Program
disusun, direncanakan dan dilaksanakan secara berkelompok atau mandiri dengan
bimbingan dosen pembimbing lapangan.
d. Kelompok
berdasarkan jurusan masing-masing
2. Kemitraan
a. Mahasiswa
melakukan pengabdian masyarakat atau kerja lapangan dengan bermitra atau
bekerjasama dengan lembaga/instansi/organisasi tertentu diwilayah/instansi
tertentu yang dituju dan diorganisir oleh IKIP Budi Utomo Malang.
b. Wilayah/instansi
yang dituju dapat ditentukan sendiri oleh IKIP Budi Utomo Malang atau atas
informasi dari mahasiswa.
c. Program
yang akan dilaksanakan, disusun dan direncanakan oleh mahasiswa dengan
bimbingan seorang pembimbing dari dosen IKIP Budi Utomo Malang.
d.
Kelompok
berdasarkan jurusan masing-masing.
C. Paradigma
KKL merupakan program wajib yang harus
diikuti seluruh mahasiswa untuk melenkapi nilai sebagai salah satu syarat kelulusan program S1 IKIP Budi Utomo
Malang. Pada umumnya,
pelaksanaan kegiatan kuliah kerja nyata (KKL) terdahulu dilakukan hanya sebagai
ajang rekreasi dan hiburan. Perlu diketahui bahwa kegiatan KKL bukan hanya
sebagai ajang rekreasi dan hiburan, tetapi juga memiliki kontribusi dalam dunia
pendidikan. Objek wisata yang dikunjungi dapat dijadikan sumber/referensi bahan
ajar dalam kegiatan pembelajaran.
D.
Metode Pelaksanaan KKL
Pelaksanaan KKL dilaksanakan secara berkelompok yang
terdiri dari kelompok besar yang anggotanya berjumlah 40 orang dan kelompok
kecil beranggota 10 orang. Kegiatan Kuliah Kerja (KKL) menggunakan metode
observasi dan wawancara langsung.
E.
Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Jogjakarta
a.
Batas Wilayah
Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi
DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping
4 daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah propinsi DIY dengan batas-batas sebagai berikut: (1) Sebelah utara :
Kabupaten Sleman, (2) Sebelah selatan : Kabupaten Bantul, (3) Sebelah barat :
Kabupaten Bantul dan Sleman, (4) Sebelah timur : Kabupaten Bantul dan Sleman. Wilayah Kota
Yogyakarta terbentang antara 110o 24I 19II
sampai 110o 28I 53II Bujur Timur dan 7o
15I 24II sampai 7o 49I 26II
Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut
b.
Keadaan Alam
Secara garis besar Kota
Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar
dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 sungai yang melintas kota Jogjakarta yaitu sebelah Timur adalah sungai
Gajah Wong, Bagian tengah sungai Code dan sebelah Barat adalah sungai Winongo.
c.
Luas Wilayah
Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit
dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti
1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY. Dengan luas
3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan
2.531 RT, serta dihuni oleh 428.282 jiwa dengan kepadatan rata-rata 13.177
jiwa/Km².
d.
Iklim
Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan
rata-rata 2.012 mm/thn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan
kelembaban rata-rata 24,7%. Angin pada umumnya bertiup angin muson dan
pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat basah
dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang
agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam
F.
Objek Wisata Jogjakarta dan Kontribusinya dalam Dunia
Pendidikan
1.
Goa Pindul.
a.
Letak Goa Pindul
Goa Pindul (Pindul
Cave) terletak di Padukuhan (Dusun) Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan
Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Koordinat GPS: S7°55'42"
E110°38'53". Desa
Bejiharjo merupakan salah satu Desa Wisata di Kabupaten
Gunung Kidul yang berhasil menyabet predikat sebagai Desa
Wisata Terbaik Nasional Tahun 2012 dan mendapat penghargaan dari Kemenparekraf.
b. Sejarah Goa Pindul
Goa Pindul yang kini menjadi primadona objek wisata Gunung Kidul, bukan hanya
menyimpan banyak keindahan, tetapi juga mempunyai banyak cerita terkait
Kerajaan Mataram. Nama Pindul sendiri terkait cerita keluarga Kerajaan Mataram. Konon, kata
'pindul' berasal dari dua kata, yakni 'pipi kejendul' alias bagian wajah
terbentur, yakni terbentur bagian gua yang sempit dan hal ini dialami salah
satu keluarga Kraton Yogyakarta. Karena posisi goa di sepanjang aliran sungai, konon bagian dalam goa ini
sering digunakan untuk semedi atau bertapa. Di samping keadaan gelap, suasaa
juga sangat sepi, sehingga hening dan pas
untuk daerah yang sunyi senyap sehingga konsentrasi tetap terjaga.
Selain itu sejarah Goa Pindul juga terkait dengan stalaktit atau stalakmit yang
ada di dalamnya. Lokasi tempat bertapa berada di kanan-kiri sungai, di antara stalaktit dan
stalakmit. Di antaranya ada batu berbentuk lonjong menjulang ke atas. Konon,
batu tersebut mempunyai khasiat membuat pria menjadi perkasa. Caranya adalah
dengan memegang batu tersebut. "Jika ada pria memegang batu ini, maka ia
akan menjadi pria perkasa.
Gambar 2.1 Stalakmit
Jantan
Di sisi lain juga ada mitos terkait kaum hawa. Yakni pada bagian atap goa yang
secara terus menerus meneteskan air. Konon, setiap perempuan yang terkena
tetesan air tersebut, maka ia akan menjadi seorang wanita yang cantik nan
jelita.
Gambar 2.2 Stalakmit Puting.
c.
Kontribusi Objek Wisata Goa Pindul untuk Dunia
Pendidikan.
Selain sebagai tempat objek wisata yang bertujuan sebagai
tempat rekreasi untuk mendapat hiburan, objek wisata Goa Pindul dapat di
jadikan sebagai salah satu objek wisata yang memiliki nilai pendidikan. Sebagai
contoh pendidikan Biologi, di mana pada objek Wisata Goa Pindul terdapat
komponon abiotik (air, batu) dan komponen biotik (tumbuhan herba dan
kelelawar).
Kelelwar merupakan salah satu contoh hewan yang termasuk dapat mendengar bunyi dengan kisaranya lebih besar
yaitu lebih dari 20.000 HZ dan juga salah satu hewan yang aktif pada malam hari
atau biasa di sebut dengan hewan nokturnal. Tetapi pada malam hari indra
penglihatan (mata) kelelawar mengalami disfungsi (pelemahan fungsi) sehingga ia
tidak dapat melihat dengan jelas, tetapi kelelawar menggunakan indra
pendengaran untuk melihat dengan cara mengeluarkan bunyi ultrasionik
(kisarannya lebih dari 20.000 HZ) sebanyak mungkin kemudian mendengar bunyi
pantulan yang dapat di gunakan untuk
mengetahui letak suatu benda sehingga kelelawar dapat terbang tanpa menabrak
apa pun yang ada di depannya. Klasifikasi/pengelompokan kelelawar berdasarkan
taksonomi ilmiah adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Sub- Kelas : Eutheria
Ordo : Chiroptera.
Habitat kelelawar yang terdapat
pada Goa Pindul cukup besar. Jika terkena air kencing kelelawar akan menimbulkan warna coklat. Seperti lukisan. Tapi
lukisan alami yang dibuat oleh kelelawar.
Gambar 2.3 habitat kelelawar.
Adapun kontribusi Objek Wisata Goa
Pindul dalam Pendidikan Matematika dimana pada objek Wisata Goa Pindul terdapat
genangan air yang di bagi menjadi 3 bagian atau zona. Kita dapat menghitung
volume air yang ada di dalam goa tersebut. Sesuai yang dijelaskan oleh pemandu
Goa pindul, bahwa panjang sungai mencapai kurang lebih 300 m, lebar sungai
kurang lebih 6 m, dan kedalaman sungai kurang lebih 15 m. Berdasarkan hal
tersebut kita bisa menghitung berapa volume air yang ada di luar dan dalam goa
dengan menggunakan rumus . Penyelesaian yang kita dapat adalah sebagai berikut :
Diketahui :
Di
tanya :
Di
jawab :
Selain, itu kita juga dapat menghitung kecepatan menyusuri Goa Pindul, dengan rumus dengan keterangan : V = kecepatan, s = jarak,
t = waktu yang di tempuh. Berdasarkan penyusuran yang
dilakukan oleh mahasiswa IKIP Budi Utomo, jarak tempuh sungai kurang lebih 300 m dengan
waktu mulai penyusuran pukul 10.20 – 11.00 WIB. Sehingga kecepatan kita
menyurusi goa pindul dapat dihitung dengan cara :
Diketahui
: s = 300m , t = 40 menit
Ditanya
: Kecepatan ....?
Dijawab
:
2.
Candi Prambanan
a.
Letak dan Sejarah Candi Prambanan
Candi Prambanan terletak di desa Prambanan. Kurang
lebihnya jarak dengan kota Jogjakarta adalah sekitar 20 Km ke arah timur dan 40
Km ke arah Barat Surakarta. Candi Prambanan mempunyai lokasi yang unik, yakni
terletak di antara dua perbatasan yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi
Jawa Tengah. Candi Prambanan diduga merupakan perubahan nama dari “Para
Brahman” merujuk kepada masa jaya candi yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.
Menurut prasasti Syiwarga, nama asli candi Prambanan adalah Syiwargha yang berarti
rumas Syiwa. Sebagaimana terlihat di garbagriha (ruang utama) candi ini
terdapat arca Syiwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menunjukan peranan
penting dewa ini. Pembangunan kompleks candi ini pun mengikuti bentuk gunung
suci Mahameru, tempat bersemayam para dewa. Seluruh bagian kompleks candi
mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas
beberapa lapisan tanah, alam atau loke, sementara arsitekturnya berpedoman
kepada tradisi arsitektur Hindu berdasarkan kitab Wastu Sastra.
Pada kenyataannya, Candi Prambanan merupakan candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai salah satu candi terindah di Asia
Tenggara yang oleh UNESCO dinyatakan sebagai situs warisan dunia. Candi
utamanya berupa candi Syiwa dengan ketinggian 47 meter menjulang diantara
gugusan candi-candi yang lebih kecil. Pintu masuk ke kompleks bangunan candi.
Pintu masuk ke kompleks bangunan candi Prambanan terdapat di keempat arah
penjuru mata angin. Meskipun demikian, arah hadap bangunan adalah ke arah
timur. Maka pintu masuk utama candi Prambanan adalah gerbang Timur.
Kompleks Candi Prambanan terdiri atas tiga zona: zona
luar, zona tengah yang terdiri atas ratusan candi, dan zona dalam yang
merupakan zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil
berada. Pelataran zona dalam ini permukaanya dtinggikan dan berdenah bujur
sangkar, dikelilingi pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru mata
angin.
Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi,
dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu, yaitu Brahma (dewa
pencipta), Wisnu (dewa pemelihara), dan dewa Syiwa (dewa pemusnah). Berdasarkan
tulisan di prasasti Syiwagha, candi Prambanan mulai dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh
Balitung Maha Sambu pada masa kerajan Medang Mataram. Pembangunan candi ini
menandai bahwa Hinduisme aliran Syiwa kembali mendapat dukungan keluarga
kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Syailendra lebih mendukung Budha aliran
Mahayana. Ini sekaligus merupakan bukti bahwa kerajaan Medang beralih fokus
dukungan keagamaannya, dari Budha Mahayana ke pemujaan terhadap Syiwa.
Gambar 2. 4 Candi Prambanan
b.
Kontribusi Objek Wisata Candi Prambanan dalam Dunia
Pendidikan
Selain sebagai objek wisata, Candi Prambanan juga bisa
dijadikan sebagai sumber atau referensi bahan ajar untuk pembelajaran Biologi.
Beberapa jenis tumbuhan seperti bunga melati putih (Jasminum sambac) dan bunga kana merah
(Canna sp.) dapat ditemukan di sekitar candi Prambanan.
Melati
merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup menahun. Ketinggiannya dapat mencapai 2 meter. Secara morfologi bunga melati memiliki akar, batang,
daun dan bunga.
a.
Akar
Akar tumbuhan melati termasuk akar tunggang. Akar
tunggang merupakan akar pada tanaman yang memiliki akar primer atau akar utama
yang menghujam ke dalam tanah secara kokoh. Akar primer tersebut membesar dan
memiliki cabang yang ukurannya berbeda jauh dari akar utama.
b.
Batang
Menurut
jenis batangnya, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai semak, batangnya
berkayu dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan
jarang.
c.
Daun
Melati
putih merupakan tumbuhan dengan daun majemuk menyirip (pinnatus), artinya daun
majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun tersusun
seperti sirip pada ikan. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite dengan
setiap buku terdapat dua lembar daun yang berhadapan. Daunnya hanya memiliki
tangkai dan helaian saja, berbentuk ovate, pangkal daun berbentuk
setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing, seperti
daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit
bergelombang. Permukaan daun
agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan daun menyirip mengikuti
bangun daun yang oval.
d.
Bunga
Bunga
melati selalu berwarna putih. Meskipun mempunyai ukuran yang bias dikatakan
kecil tapi mengeluarkan aroma terapi yang dapat dimanfaatkan dalam kesehatan,
terutama dalam refleksi dan menghilangkan stress. Jasminum sambae merupak bunga
majemuk, memilki ibu tangkai bunga yang keluar dari ketiak daun. Susunan
bunganya menyirip dan berhadapan. Bagian-bagian bunganya terdiri dari tangkai
anak bunga yang di ujungnya terdapat daun pelindung berbentuk benang berjumlah
7 helai, disambung dengan tangkai bunga. Saat mekar bunga yang memilki 7
mahkota berlapis-lapis ini akan berbentuk datar sehingga pada bunga jenis ini
tidak ditemukan kelopak bunga. Bunga Jasminum sambae punya andrecium (alat
kelamin jantan) ditandai dengan adanya stamen yang terdiri dari kepala sari,
tangkai sari, kotak sari, dan serbuk sari dan juga mempunyai alat kelamin
betina yang terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah.
Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi
tumbuhan adalah sebagai berikut:
1.Kingdom
2.Divisi
3. Class
4. Ordo
5. Famili
6. Genus
7. Species
|
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Oleales
: Oleaceae
: Jasminum
: Jasminum sambac
|
Gambar2.5 Bunga
Melati Putih (Jasminum
sambac)
Sedangkan bunga kana merah merupakan jenis tanaman hias
yang tumbuh di daerah tropis dan dataran rendah sampai 1.000 m di atas
permukaan laut. Daunnya besar dan lebar,
menyirip dan berwarna hijau atau kemerahan. Bunga besar tersusun dalam tandan,
memiliki warna cerah seperti merah, kuning atau jingga. Bunga ini disebut juga
dengan bunga tasbih. Adapun klasifikasi ilmiah dari bunga kana adalah:
1.Kingdom
2.Divisi
3. Class
4. Ordo
5. Famili
6. Genus
7. Species
|
: Plantae
: Magnoliphyta
: Liliopsida
: Zingiberals
: Cannaceae
: Canna
: C. Hibbiscus
|
Gambar
2.6 Bunga Kana (Canna hibiscus)
Adapun kontribusi
objek wisata Candi Pramban dalam
Pendidikan Matematika yaitu pada
objek wisata candi Prambanan terdapat beberapa candi yang salah satunya adalah Candi Syiwa. Kita bisa
menghitung volume candi Syiwa, dengan menggunakan rumus Volume Limas karena
Candi Syiwa hampir meyerupai limas.
Diketahui :
Ditanya
: Volume Candi ?
Dijawab
:
3.
Museum Pembuatan T-shirt Jogjakarta
a.
Letak Wilayah
Museum pembuatan T-shirt terletak di Trihanggo sebuah desa
yang yang berada di kecamatan Gamping Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena
letaknya yang strategis, dikelilingi oleh Jalan Magelang, Jalan Golden dan Jalan
Lingkar Barat, kawasan ini menjadi salah satu kawasan hunian pinggir kota
Yogyakarta. Desa Trihanggo memiliki jumlah penduduk 13.433 jiwa. Trihanggo
terdiri dari 12 pedukuhan, 35 RW, dan 97 RT.
Desa Trihanggo memiliki batas-batas yaitu bagian Selatan
berbatasan dengan Desa Nogotirto, Utara berbatasan dengan Desa Tlogoadi dan
Sendangadi, bagian Barat berbatsan dengan Tirtoadi dan Tlogoadi. Sedangkan,
bagian Timur berbatasan dengan Desa Sedanggadi dan Sinduadi.
b.
Kontribusi Objek Wisata Museum Pembuatan T-shirt
Jogjakarta dalam Dunia Pendidikan
Museum pembuatan T-shirt Jogjakarta, selain sebagai objek
wisata juga bisa berkontribusi dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini adalah
sebagai sumber atau referensi bahan ajar dalam pembelajaran IPA kimia. Museum
ini merupakan tempat pembuatan dan sablon kain yang digunakan untuk membuat
kaos khas Jogjakarta. Berdasarkan wawancara kami dengan karyawan museum
T-shirt, bahwa bahan dasar untuk menyablon kain yang digunakan untuk membuat T-shit
khas Jogjakarta adalah cat Rubber.
Cat Rubber merupakan tinta
yang digunakan khusus untuk
sablon diatas kain gelap. Sebab tinta ini bersifat pekat, dapat menutup
permukaan warna kain dengan baik. Tinta rubber umumnya digunakan untuk
underbase, underbase
sendiri difungsingkan sebagai penutup warna kain sebelum penyablonan
warna-warna diatasnya. Tinta rubber sendiri dibagi menjadi dua jenis untuk dua
fungsi kegunaan. Jenis pertama adalah tinta rubber white yang digunakan untuk
underbase/dasar, bisa
juga digunakan untuk mendapatkan warna-warna
pastel/muda. Jenis kedua adalah rubber color yang digunakan untuk pencampuran
warna-warna tua. Untuk mendapatkan warna putih yang bersih dan cemerlang,
campurkan tinta rubber white dengan sedikit pigmen/pewarna berwarna nila atau
ungu.
Langkah-langkah penyablonan kain untuk pembuatan T-shirt
khas Jogjakarta adalah sebagai berikut:
1.
Gambar yang
dijadikan model untuk sablon kain dalam pembuatan T-shirt, ditempel pada
screen/layar. Untuk mempermudah proses
pembuatannya, dapat
menggunakan stiker masking terlebih dahulu. Kemudian lepaskan kertas putih
(backing paper) pada stiker dan lekatkan pada screen lalu buka masking.
Pastikan stiker menempel dengan rapi dan hanya bagian yang akan diwarna saja yang tidak tertutup.
2.
Letakan screen di atas kaos dengan mengatur posisi sesuai dengan yang
diinginkan. Perhatikan dan pastikan gambar menghadap ke atas dan tidak
terbalik.
Gambar 2.7 Screen/layar
3.
Tuangkan cat rubber pada bagian tepi
bawah dan usahakan agar cat terbagi rata.
Gambar 2.8 Cat
Rubber
4.
Sapukan cat merata pada seluruh
bagian yg kita inginkan. Gunakan rackle untuk mempermudah meratakannya. Tekan
agak kuat tapi jangan terlalu kuat (lakukan dengan hati-hati dan jangan sampai
merobek screen).
Gambar
2.9 Rackle
5.
Setelah anda memastikan cat telah
tersapu dengan merata, angkat screen secara perlahan dan jangan menggeser.
6.
Tunggu cat sampai benar-benar
kering. Setelah itu letakkan kaos di atas mesin heatpress dan jangan lupa lapisi
gambar dengan plastik tahan panas.
Adapun kontribusi objek wisata Museum T-shirt dalam Pendidikan Matematika, dimana pada
objek wisata T- Shirt Yogyakarta kita dapat memperoleh pembelajaran langsung
tentang aritmetika sosial. Dari
informasi yang kita
terima di tempat pembuatan kaos, harga beli atau harga produksi sebesar Rp
15.000 /pc dan mereka menjual dengan harga sekitar Rp 17.000/pc. Dengan demikian kita
dapat mengetahui keuntungan penjualan per kaos dengan cara :
U
= Harga Jual – Harga Beli
U
= Rp 17.000 – Rp 15.000
U
= Rp 2.000
Dari
keuntungan yang diperoleh diatas kita juga dapat menghitung besar presentase
keuntungan penjualan per kaos, dengan cara :
Keterangan : U = Untung, HP = Harga Pokok atau Harga Beli
BAB III
TINJAUAN UMUM OBYEK KULIAH KERJA
LAPANGAN (KKL)
A.
Waktu dan Tempat Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Kuliah Kerja
Lapangan ini dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada tanggal 6
April s/d April
2015. Adapun tempat pelaksanaan Program KKL ini adalah di Jogjakarta.
B.
Jadwal Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
a.
Senin, 6 April 2015
Tepat pukul 20.45 WIB seluruh peserta KKL tujuan
Jogjakarta berangkat dari stasiun Kota Baru Malang dengan menggunakan Kereta
Api. Perjalanan ini membutuhkan waktu selama ± 7 jam.
b.
Selasa, 7 April 2015
Pukul 06.00 seluruh peserta KKL
sarapan di restoran Paradise sekaligus menyiapkan diri untuk berangkat menuju
lokasi Goa pindul dengan menggunakan Bus Pariwisata. Bus yang di gunakan
sebanyak delapan bus dan setiap bus terdiri dari 40 orang mahasiswa. Kegiatan
yang dilakukan di Goa Pindul adalah menyusuri Goa sepanjang 300 m selama 2 jam.
Setelah itu, makan siang di rumah makan tradisional Goa Pindul.
Pada pukul 12.00-12.30 peserta KKL
menuju toko ole-ole khas Jogjakarta untuk membeli makanan ringan. Kemudian menuju objek wisata Candi Prambanan dari pukul
12.30-15.00 untuk menikmati keindahan sekaligus melihat objek yang bisa
dijadikan referensi bahan ajar MIPA.
Selanjutnya tepat pukul 15.00-.17.15
menuju penginapan Hotel Merapi Merbabu, istirahat sejenak sebelum menuju ke
restoran Puri Pariwisata untuk dinner sekaligus rekreasi. Setelah selesai
dinner dan rekreasi, kembali lagi menuju penginapan Hotel Merapi Merbabu.
c.
Rabu, 8 April 2015
Pukul 06.30-07.15 peserta KKL melakukan
kegiatan senam pagi di pekarangan hotel Merapi Merbabu dan pukul 07.15-09.00
sarapan pagi. Kemudian, pada pukul 09.00-10.00 outbound, selanjutnya pukul
10.00-11.00 packing sekaligus cek out dari hotel.
Pada pukul 11.00-12.30
menikmati makan siang di restoran Taman Pringsewu, lalu menuju Museum T-shirt
yang terletak di desa Trihanggo. Pada sore harinya tepat pukul 13.30-18.00
berada di pusat perbelanjaan Malliboro, kemudian menuju stasiun Tugu Jogjakarta
dan sebelum berangkat ke Malang pada pukul 20.45 terlebih dahulu seluruh
peserta KKL makan malam. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
KKL
No.
|
Hari/tanggal
|
Waktu
|
Tempat
|
Kegiatan
|
1.
|
Senin, 06/04/2015
|
20.15
|
Stasiun Kota Malang
|
Keberangkatan
|
2.
|
Selasa, 07/04/2015
|
06.00-08.00
|
Restorant Paradise
|
Sarapan
|
08.00-11.00
|
Goa Pindul
|
Menelusuri Goa Pindul
|
11.00-12.00
|
Tempat makan Goa Pindul
|
Makan Siang
|
12.00-12.30
|
Toko Ole-ole Khas Jogja Sari Rasa
|
Membeli Makanan Ringan
|
12.30-15.00
|
Candi Prambanan
|
Menikmati Keindahan Candi Prambanan
|
15.00-17.15
|
Hotel Merapi Marbabu
|
Istirahat + mandi
|
06.00-10.00
|
Restorant Puri Pariwisata
|
Dinner dan rekreasi
|
10.00
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Istirahat Malam
|
3
|
Rabu, 08/04/2015
|
06.30-07.15
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Senam pagi
|
07.15-09.00
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Sarapan pagi
|
09.00-10.00
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Outbound
|
10.15- 10.45
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Packing
|
10.45-11.00
|
Hotel Merapi Merbabu
|
Cek out
|
11.00-12.30
|
Restotan Pringsewu
|
Makan siang
|
12.30-13.30
|
Museum T-shirt Trihanggo
|
Melihat proses pembuatan baju kaos
khas Jogja.
|
13.30-18.00
|
Malboro
|
Shopping
|
18.00-19.00
|
Stasiun Tugu Jogja
|
Dinner
|
20.45
|
Stasiun Tugu Jogja
|
Cek out
|
C.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKL)
Seperti yang sudah dijelaskan pada
kajian teori (bab 2) bahwa terdapat tiga obyek wisata yang dikunjungi peserta KKL mahasiswa IKIP
Budi Utomo Malang yaitu Goa Pindul, Candi Prambanan dan Museum pembuatan
T-shirt yang terletak di desa Trihanggo.Ketiga objek wisata ini, selain sebagai
tempat rekreasi juga dapat berkontribusi dalam dunia pendidikan khususnya mata
pelajaran MIPA. Untuk lebih jelasnya maka akan dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Kontribusi Objek Wisata dalam
Dunia Pendidikan
No.
|
Nama Objek Wisata
|
Bidang
|
Kontribusi
|
1.
|
Goa Pindul
|
Biologi
|
Dapat dijadikan referensi/sumber bahan
ajar. Contohnya, ditemukan komponen aboitik (air dan batu) dan biotik
(tumbuhan herba dan kelelawar).
|
|
Matematika
|
Dapat dijadikan referensi/sumber bahan
ajar. Contohnya, dapat menghitung volume air yang ada di dalam
goa tersebut dan menghitung kecepatan menyusuri Goa.
|
2.
|
Candi Prambanan
|
Biologi
|
Beberapa jenis tumbuhan bunga seperti
bunga Kana dan Melati putih dapat dijadikan referensi/sumber bahan ajar.
|
Matematika
|
Dapat dijadikan referensi/sumber bahan
ajar. Contohnya, salah satu candi yaitu Candi Syiwa dapat dihitung volumenya
karena berbentuk limas.
|
3.
|
Museum pembuatan T-shirt khas
Jogjakarta
|
Biologi
|
Dapat dijadikan referensi bahan ajar
karena ditemukan bahan kimia sebagai bahan dasar sablon kain untuk pembuatan
baju khas Jogjakarta.
|
|
Matematika
|
Pada museum pembuatan T-shirt, kita
dapat mempelajari Aritmatika Sosial berkaitan dengan perhitungan keuntungan.
|
BAB
IV
PERANCANGAN
DAN ANALISIS
A.
Masalah
yang Ditemukan Selama
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada objek wisata Jogjakarta
1.
Goa Pindul
Berdasarkan observasi, ada beberapa masalah yang kami
temukan di lokasi Goa Pindul diantaranya jalan masuk menuju kawasan Goa Pindul
tidak berasapal. Hal ini menyebabkan jalanan menjadi becek ketika hujan. Selain
itu, masih ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
2. Candi Prambanan
Masalah yang di temukan di Candi Prambanan adalah tidak ada pemandu wisata untuk wisatawan
domestik. Hal ini mengakibatkan banyak wisatawan dari luar pulau Jawa tidak
mengetahui sejarah dan makna dari setiap simbol yang terdapat pada candi.
3. Museum Pembuatan T-shirt Khas Jogjakarta
Masalah yang ditemukan pada museum pembuatan T-shirt Khas
Jogjakarta adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai. Ruangan atau tempat
menyablon kain sempit. Hal ini menyebakan udara di dalamnya tidak bersih,
apalagi bahan dasar yang digunakan untuk menyablon kain menggunakan bahan kimia
yaitu cat Rubber.
B.
Tindakan
yang Diambil Untuk
Mengatasi Masalah Yang Muncul
Ada
beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu
sebagai berikut:
1.
Untuk mengatasi
masalah yang ditemukan pada Goa Pindul berkaitan dengan jalan tidak beraspal,
sebaiknya perlu diadakan promosi atau membuat proposal kepada pemerintah sehingga mereka bisa turun
tangan. Sedangkan masalah pengunjung membuang sampah sembarangan harus segera
diatasi.Tindakan yang tegas perlu dilakukan. Bukan hanya memasang papan
peringatan “Jangan Membuang Sampah Sembarangan.” Jila perlu dikenakan denda
kepada oknum yang kedapatan membuang sampah sembarangan.
2.
Untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan pada objek wisata Candi Prambanan, sebaiknya
pemandu wisatawan domestik harus ada.
3.
Untuk mengatasi
masalah ruangan sempit di museum pembuatan T-shirt, sebaiknya segera diperbaiki
atau membangun gedung yang lebih besar lagi sehingga pengunjung yang datang
merasa nyaman dan betah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kunjungan dan perjalanan
wisata Jogjakarta dapat disimpulkan bahwa kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) selain
sebagai ajang rekreasi/hiburan dapat juga dijadikan sebagi ajang untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam dunia pendidikan. Objek wisata yang
dikunjungi seperti Goa Pindul, Candi Prambanan dan Museum pembuatan T-shirt
dapat dijadikan referensi bahan ajar dalam mata pelajaran MIPA khusunya Biologi
dan Matematika.
Kegiatan KKL ini juga memberikan
inspirasi bagi mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang khususnya kelompok V. Beberapa nilai
positif yang kami dapat selama kegiatan KKL, dimana setiap masing-masing
anggota saling bertukar pendapat mengenai objek wisata yang dijadikan referensi
bahan ajar. Misalnya, pengetahuan yang dimiliki oleh teman kelompok jurusan
Matematika di share kepada anggota kelompok yang mengambl jurusan Biologi.
Begitupun sebalikya. Singkatnya, kegiatan KKL pada tahun 2015 ini sangat
menyenangkan dan memberikan banyak inspirasi.
B. Saran
Secara umum kegiatan KKL yang diadakan di Jogjakarta berlangsung
dengan lancar, memuaskan dan menggembirakan. Tetapi ada satu hal penting yang harus diperhatikan untuk lembaga IKIP
Budi Utomo yaitu hendaknya meningkatkan kualitas pelayanan selama kegiatan
objek wisata berlangsung khususnya
pemandu wisata yang bertugas untuk menerangkan simbol atau lambang yang
terdapat pada objek wisata yang di
kunjungi sehingga peserta KKL dapat
mengetahui dengan jelas arti atau pun makna atas semua simbol atau lambang yang
terdapat pada objek wisata tersebut (candi prambanan).