Saya Sebenarnya Si Pengecut Itu
Add caption |
Pernahkah anda memvonis orang lain
sebagai pengecut? Biasanya, kita
memvonis orang lain sebagai pengecut jika orang itu tidak berani. Wanita akan
gampang mengatakan ‘pengecut’ kepada seorang pria yang tidak berani mengungkapkan
cinta kepada si wanita secara gamblang Mengatakan orang lain sebagai pengecut
bukanlah pekerjaan sulit, tinggal mengatakan, “dasar pengecut”, masalah selesai.
Namun, pernahkah anda berpikir bahwa si pengecut itu adalah diri anda sendiri.
Jika anda pernah menyadari bahwa anda adalah si pengecut, saya adalah orang
pertama yang mengatakan “congratulations”. Mengapa demikian? Mengakui kelemahan
diri sendiri sulit dilakukan. Memvonis orang lain sebagai pengecut dan mengakui
diri sendiri sebagai pengecut memiliki perbandingan yang sangat jauh. Perlu
diketahui jika anda menunjuk orang lain pengecut, anda sendiri sebenarnya lebih
dari sekedar pengecut karena tanpa disadari empat jari anda sedang menunjuk ke
arah anda sendiri. Jujur saja, saya termasuk orang yang tidak pernah menyadari
bahwa saya termasuk si pengecut, bahkan biarpun menyadari tapi pura-pura tidak
tahu. Maklum saja saya termasuk orang yang menganut paham, “tahu tapi ditidak
tahunya”. Jika anda pernah melihat teman sekelas anda sedang menyontek saat
ujian, apa yang anda lakukan? Memberitahukan kepada guru/dosen atau diam saja
takut teman anda marah dan menjauhi anda. Ataupun, jika anda sebagai pelaku
utama ‘menyontek’ akankah anda dengan berani mengatakan, ‘saya menyontek’.
Tidak berani melapor teman anda yang menyontek dan tidak berani mengakui jika
anda menyontek merupakan dua sikap yang sebenarnya dikategorikan sebagai
tindakan ‘pengecut’. Anda sebenarnya membiarkan hati nurani anda terblokir.
Kartu facebook anda akan terblokir jika
anda tidak melakukan isi ulang pulsa. Sama halnya dengan hati nurani. Jika hati
nurani dibiarkan terblokir dengan
‘kepengecutan’ anda maka lambat laun akan tumpul. Butuh waktu lama untuk
mengaktifkan kartu anda yang blokir. Jika anda menyayangkan kartu anda
terblokir, anda pasti cepat menghubungi agen Telkomsel/Indosat atau agen
lainnya yang berhubungan dengan kartu yang anda pakai. Akan tetapi, jika anda
tipe orang yang ‘suka instant’, anda pasti akan membeli kartu baru dan membuang
kartu yang sudah terblokir. Begitupun dengan hati nurani anda. Jika anda peka
dengan hati nurani anda sendiri maka jangan biarkan dia terblokir/tumpul, perbaikilah
selagi masih ada waktu. Jangan
perbiasakan diri mengabaikan hal kecil yang nantinya akan membuat hati nurani
anda terblokir/tumpul. “Jadilah orang
yang berani, bukan pengecut. Katakan ‘ya’, jika memang ‘ya’, katakan ‘tidak’
jika memang ‘tidak’. Dengan demikian anda tidak membiarkan hati nurani anda
terblokir dan anda bukan si pengecut itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar