Jumat, 19 September 2014

Kakao di Kebunku

  
Kakao merupakan salah satu tumbuhan tingkat tinggi (Spermathophyta) yang dikategorikan sebagai tumbuhan dikotil (berkeping dua). Pohon kakao dapat tumbuh di daerah tropis pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Buah kakao memiliki banyak manfaat baik dari segi ekonomi. Dari segi ekonomi, buah kakao matang yang sudah dikeringkan dapat dijual dengan harga 10 hingga 20 ribu rupih. Seperti yang terjadi di salah satu kabupaten Manggarai Barat NTT, tepatnya di kampung Namo. Sebagian besar masyarakat menanam pohon Kakao sebagai penghasil tambahan dan investasi masa tua. Yang walaupun mereka pada umumnya bermatapenceharian sebagai petani sawah. Orang-orang kampung Namo biasanya menanam pohon kakao di sekitar rumah atau kebun kelapa. Namun sayangnya, tanaman kakao yang dijadikan pengasil tambahan oleh warga kampung Namo terserang hama tanaman. Seperti yang pernah saya lihat, kebanyakan tanaman ini buahnya rusak sehingga gagal panen. Ketika metemui beberapa warga termasuk orang tua saya, mereka mengatakan bahwa hama tersebut menyerang beberapa tahun terakhir. Biasanya mereka panen satu sampai 5 karung per tahun, tetapi karena masalah hama semuanya menjadin gagal. Berdasarkan pengamatan saya ciri-ciri buah kakao yang diserang hama adalah buahnya hitam, keras dan ada juga yang berwarna kuning pada saat masih muda (masak sebelum waktunya). Hal ini merupakan sebuah permasalahan yang agak rumit di atasi oleh warga kampung Namo. Mereka sudah berusaha menggunakan peptisida tetapi hasilnya sia-sia bahkan menimbulkan penyakit baru. Berdasarkan ciri-ciri yang saya lihat, saya dapat menyimpulkan bahwa buah kakao tersebut terserang hama penggerek buah kakao yaitu Conopomorpha cramerella. Dia termasuk serangga Famili Gracillariidae, Ordo Lepidoptera. Serangga ini membutuhkan waktu 35-45 hari  untuk bertelur untuk berkembang dari telur menjadi imago (serangga dewasa), sehingga wajar dalam waktu yang cukup singkat perkembangan hama PBK ini sangat cepat. Siklus hidup serangga PBK ini sama seperti umumnya serangga lain yaitu: telur, larva, pupa dan imago. Menurut artikel (dalam marwanard.blogspot.com/2011) ada beberapa cara yang digunakan utuk mengendalikan hama tersebut yaitu dengan menggunakan metode rampasan buah. Diketahui bahwa pengerek buah kakao hanya memiliki inang tanaman kakao sebagai sumber makanan utama, maka metode rampasan buah menjadi efektif, yaitu memetik seluruh buah kakao yang tersisa pada batang pohon setelah panen besar. Tujuannya adalah menghilangkan ketersediaan makanan bagi serangga PBK, dengan tidak ter- sedianya makanan di areal tanaman kakao; maka populasi serangga PBK dapat ditekan, dan lambat laun serangga PBK hilang dari areal kebun kakao. Selain itu, juga menggunakan metode penyarugan buah-buah kakao, maka secara lambat laun hama PBK akan berkurang dan hilang. Metode penyarungan buah hanya efektif jika tersedia bahan dan tenaga yang cukup, serta pohon kakao masih mudah dijangkau dengan tangan atau alat. Metode penyarungan buah menjadi tidak efektif jika alat-bahan terbatas, tenaga kerja tidak terampil, pohon kakao yang sudah besar dan tinggi, dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyarungan buah.


                                       Terima Kasih semoga bermanfaaat







Tidak ada komentar:

Posting Komentar